Pondok Pesantren Aqobah International School (PP. AIS) sukses menggelar acara diskusi penuh inspirasi pada 19-20 Oktober 2024, dengan menghadirkan Dr. Muath Khalil Amaryreh, dosen senior di Albukhari International University, Malaysia. Acara ini memberikan kesempatan bagi dewan guru dan para santri untuk mendalami konsep berpikir kritis serta memahami pentingnya rasa ingin tahu dalam proses belajar.
Dalam suasana yang hangat dan interaktif, Dr. Muath berbagi pandangannya tentang pentingnya peran guru dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak-anak. “Anak-anak secara alami memiliki keinginan untuk memahami dan bertanya, tetapi sebagai pendidik, kita harus mengajarkan mereka cara bertanya yang efektif,” jelas Dr. Muath. Beliau juga mengungkapkan perbedaan menarik antara siswa di Australia yang cenderung selalu bertanya, dan siswa di Malaysia yang cerdas namun jarang bertanya. “Bertanya dan mempertanyakan adalah dua hal yang berbeda,” tambahnya, menekankan bahwa yang terpenting adalah memahami proses berpikir di balik setiap pertanyaan dan jawaban.
Dr. Muath juga menyampaikan wawasan mendalam mengenai pentingnya membimbing anak dengan empati dan pengertian. “Anak-anak mungkin tidak selalu mengingat jawaban kita, tetapi mereka akan ingat bagaimana cara kita menjawab,” ujarnya. Proses dialog yang terbuka dan mendalam dianggap penting dalam membentuk karakter anak. Beliau mengilustrasikan dengan contoh: ketika seorang anak melihat ayahnya membawa mainan ke kasir, ia mungkin berpikir mainan tersebut "dirampas." Situasi seperti ini menunjukkan betapa dunia ini penuh dengan hal baru yang harus dipelajari anak, dan penting bagi kita menjelaskannya dengan cara yang mudah mereka pahami.
Acara ini mendapat antusiasme tinggi dari para santri. M. Syafiq Amanullah, siswa kelas X AIS, mengungkapkan, “Penjelasan Dr. Muath membuat saya merasa lebih percaya diri untuk bertanya dan mengeksplorasi apa yang saya pelajari.” Sementara itu, Muniq Sanaya dari kelas XI menambahkan, “Saya belajar bahwa belajar bukan hanya mencari jawaban, tetapi memahami proses berpikir di baliknya. Ini benar-benar membuat saya ingin terus belajar lebih kritis.”
Mr. Ary Anggriawan, S.S., guru Bahasa Inggris di AIS, juga memberikan apresiasi atas diskusi ini. “Apa yang disampaikan Dr. Muath sangat relevan bagi kami sebagai pendidik. Beliau mengingatkan bahwa tugas kita bukan sekadar memberi jawaban, tetapi juga membimbing siswa agar mampu berpikir kritis. Semoga ke depan, kita bisa terus mengembangkan cara mengajar yang mendorong siswa berpikir analitis,” ujarnya.
Direktur PP. AIS, Mr. Masrul Hidayatullah, S.Si., turut memberikan pandangannya. “Kami merasa terhormat dengan kehadiran Dr. Muath, yang membuka perspektif baru bagi kami semua. Berpikir kritis adalah keterampilan penting yang harus dimiliki generasi muda kita agar mampu menghadapi tantangan masa depan. Di AIS, kami berkomitmen untuk membangun lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan intelektual dan spiritual santri. Diskusi ini menjadi pengingat akan pentingnya pendampingan yang tepat dalam setiap tahap perkembangan mereka,” ungkapnya.
Kegiatan ini semakin memperkuat komitmen PP. AIS dalam mengembangkan potensi santri melalui pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam. Dr. Muath menekankan bahwa pencarian ilmu sejati bukan sekadar memperoleh informasi, melainkan juga mempertanyakan, menganalisis, dan menyerapnya dengan kritis. Pelajaran berharga ini diharapkan dapat membekali santri dan guru untuk menghadapi dunia dengan pemahaman mendalam dan pemikiran yang terbuka.